LAPORAN
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PANGAN
“Pewarnaan Gram, Uji KOH dan Uji Fisiologis Mikroba”
OLEH
HASBI
D1C1
12 012
I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bakteri mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat
yang khas. Bakteri merupakan mikroorganisme yang berukuran mikroskopik. Selain
mikroskopik, bakteri juga hampir tidak berwarna atau transparan dan kontras
dengan air. Sehingga melihat dan mengamati bakteri dalam kedaan hidup sangat
sulit. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan
sel bakteri. Ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam
penelitian-penelitian mikrobiologi. Hal itu untuk mempernudah proses
identifikasi bakteri.
Banyak metode atau
tahapan standar yang dilakukan dalammengidentifikasi mikroba, salah satunya
berdasarkan sifat kimiawinya. Sel terdiridari berbagai bahan kimia. Bila sel
mikroba diberi perlakuan kimiawi, maka selini memperlihatkan susunan kimiawi
yang spesifik. Sebagai contoh disini adalah bakteri. Bakteri yang hidup hampir
tidak berwarna dan kontras dengan air, dimanasel-sel bakteri tersebut
disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga
mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal
tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitumengetahui
reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan.
Dalam taksonomi mikroba alat yang paling ampuh digunakan yaitu pewarnaan
Gram (Gram Stain), yang dapat digunakan untuk memisahkan anggota- anggota
dominan bakteria ke dalam dua kelompok berdasarkan perbedaan dinding selnya.
Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang lebih sederhana,dengan jumlah
peptidoglikan yang relatif banyak. Dinding sel bakteri gram-negatif memiliki
peptidoglikan yang lebih sedikit dan secara struktural lebih kompleks. Membran
bagian luar pada dinding sel gram-negatif mengandung lipopolisakarida, yaitu
karbohidrat yang terikat dengan lipid. Diantara bakteri patogen,yang
menyebabkan penyakit,spesies gram-negatif umumnya lebih berbahaya dibandingkan
dengan spesies gram-positif
Melihat dari berbagai devinisi yang
telah disebutkan diatas maka kami sangat tertarik untuk melakukan pengujian
guna untuk mengidentifikasi dan mengetahui morfologi dari bakteri utamanya pada
bakteri yang ber gram positif dan gram negatif serta dapat mengetahui morfologi
bakteri aerob dan anaerob dengan cara pewarnaan gram, uji KOH dan uji fisiologis
mikroba.
B.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan
dilakukannya praktikum pewarnaan gram, uji KOH dan uji fisiologis mikroba
adalah untuk mengidentifikasi mikroba pada bahan pangan dengan cara pewarnaan
gram, uji KOH dan uji fisiologis.
Manfaat dari praktikum
ini adalah praktikan manpu mengidentifikasi jenis mikroba dengan cara pewarnaan
gram, uji KOH dan uji fisiologis.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Karakterisasi merupakan salah satu
kegiatan yang dilakukan untuk mengobservasi bakteri maupun kapang hasil isolasi
(isolat). Kegiatan karakterisasi dapat dilakukan berdasarkan sifat sitologi
(bentuk sel, gerak atau motilitas, sifat Gram dan endospora), sifat morfologi,
dan sifat fisiologi. Uji sifat morfologi mencakup sifat-sifat koloni, seperti
ukuran, bentuk, warna dan tepian, sedangkan uji sifat fisiologi diantaranya uji
hidrolisis pati, hidrolisis lemak, hidrolisis protein dan uji katalase (Subandi, 2009).
Pewarnaan Gram dan spora dapat dilakukan dalam uji sifat sitologi suatu
bakteri. Prinsip pewarnaan Gram adalah kemampuan dinding sel terhadap zat warna
dasar (Kristal violet) setelah pencucian alkohol 96%. Bakteri Gram positif
terlihat berwarna ungu karena dinding selnya mengikat Kristal violet lebih
kuat, sedangkan sel Gram negatif mengandung lebih banyak lipid sehingga
pori-pori mudah membesar dan Kristal violet mudah larut saat pencucian alkohol.
Pewarnaan spora dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya spora pada
bakteri. Spora dapat terbentuk saat kondisi tidak memungkinkan pertumbuhan
bakteri. Spora juga mampu mengikat warna lebih cepat dan sukar melepaskannya
(Fardiaz 1989).
Pewarnaan gram dilakukan bertujuan sama dengan uji gram yaitu untuk
membedakan bakteri apakah gram positif atau gram negatif, bakteri dicampur
dengan tetesan air steril pada gelas objek, kemudian disebarkan ditengah gelas
obyek sehingga membentuk lapisan tipis dan difiksasi. Dengan kristal violet
olesan bakteri digenangi selama dua menit, lalu dicuci dengan air mengalir, dan
dikering anginkan. Diberi yodium selama dua menit, dicuci dengan air mengalir
dan dikeringanginkan. Selanjutnya diberi larutan pemucat yaitu alkohol 95%,
tetes demi tetes sampai zat warna ungu tidak terlihat lagi, lalu dicuci pada
air mengalir dan dikeringanginkan. Kemudian dogenangi lagi dengna safranin
selama 30 detik, lalu dicuci dan dibiarkan kering diudara. Warna merah pada
olesan bakteri menujukkan bakteri gram negatif dan jika warna ungu menunjukkan
bakteri gram positif (Michael, 2008).
Bakteri dapat
diklasifikasikan menjadi aerob dan anaerob. Perbedaan utama antara kedua adalah
kenyataan bahwa bakteri aerobik membutuhkan oksigen untuk tetap hidup,
sementara bakteri anaerob tidak bergantung pada oksigen untuk proses
metabolisme dan kelangsungan hidup. Sedangkan aerob dapat berkembang di habitat
yang memiliki oksigen berlimpah, anaerob dapat mati dalam dengan adanya
oksigen. Jenis bakteri memang memiliki keunggulan pertumbuhan area tubuh tidak
terpapar oksigen, dan mereka bisa menjadi patogen virulen. Perbedaan kapasitas
untuk memanfaatkan oksigen antara aerob dan anaerob penting dalam pengobatan
infeksi tubuh (Lay, 1994)
Identifikasi dan determinasi suatu biakan murni bakteri yang diperoleh dari
hasil isolasi dapat dilakukan dengan cara pengamatan sifat morfologi koloni,
morfologi sel bakteri, pengujian sifat-sifat fisiologi dan biokimianya. Selain
itu, identifikasi juga dapat dilakukan dengan penguraian sifat patogenitas dan
serologinya. Pertumbuhan bakteri di alam dipengaruhi oleh beberapa faktor luar
seperti susbtrat, pertumbuhan , pH, temperatur, dan bahan kimia. Bakteri yang
nampak dapat memiliki morfologi yang sama, namun keperluan nutrisi dan
persyaratan ekologinya berbeda. Untuk pengamatan morfologi bakteri dengan jelas
,tubuhnya perlu diisi dengan cat warna, pewarnaan ini disebut pengecatan ekteri
(Ratna,1990).
Pada umumnya
jarang atau tidak terjadi kebingungan dalam memutuskan adanya lendir atau tidak
meskipun beberapa kultur bereaksi secara lambat. Namun jika bakteri yang
dicampur terlalu sedikit, dikhawatirkan hasilnya akan salah. Lebih baik pada
saat melakukan uji ini menggunakan latar belakang warna hitam. Metode ini tidak
disarankan pada kultur yang berusia beberapa minggu.Dari uraian tersebut, dapat
dinyatakan bahawa penentuan sifat gram dengan KOH 3% (disebutKOH string test)
memiliki hasil yang sama dengan pewarnaan gram. Keunggulannya jelas terlihat
yaitu sederhana, praktis, dan tidak time-consuming. Namun kekurangannya antara
lain:
1.
Tidak dapat sekaligus mengecek morfologi selnya sehingga tidak dapat
mengetahui adanya kontaminan pada kultur yang tidak diketahui jenisnya.
2.
Kultur (sel) yang digunakan lebih banyak daripada pewarnaan gram. Hal ini
akan menimbulkan masalah jika bakteri uji memiliki koloni tunggal yang kecil
dan adapula yang merekat dengan agar.
3.
Tidak dapat mendeteksi gram variabel (telah dijelaskan).
Ø
Lalu bagaimana bisa berlendir.
Secara teoretis gram (+) memiliki dinding sel yang tebal dan lemak yang
tipis sedangkan gram (-) berlemak tebal dan berdinding sel tipis yang berada di
ruang periplasma. KOH akan menyerang lemak (bilayer lipid) ini dan membuat sel
gram (-) pecah. Pecahnya sel melepaskan materi genetik (DNA) yang merupakan
substansi melimpah di dalam sel bakteri. Molekul DNA sangat panjang bersifat
sticky strings (menyerupai lendir, getah atau dapat berarti lengket) yang
memberikan hasil seperti lendir saat diangkat dengan jarum inokulum (Edwin,
2011).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan
Tempat
Praktikum Pewarnaan Gram, Uji KOH dan Uji
Fisiologis Mikroba ini dilaksanakan pada hari Selasa
tanggal 11 November 2013 pukul 13.00 – 15.30 WITA dan bertempat di Laboratorium
Agroteknologi Unit Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian
Universitas Halu Oleo Kendari.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum pewarnaan
gram, uji KOH dan uji fisiologis mikroba adalah gelas objek, jarum ose, bunsen,
pipet mikro, dan tabung reaksi.
Bahan
yang digunakan adalah biakan bakteri, tissu, alkohol, larutan KOH 3%, larutan
hucker’s ammonium oxalate cristal violet (Gram A), larytan mordan lugol iodine
(Gram B) dan dekolorizer (Gram C), bahan kimia media pertumbuhan anaerob
(pepton 2g, NaCl 5g, KH2PO4 0,3g, bromothymol blue (1%)
3,0g), isolat bakteri uji, aquades steril, larutan glukosa dan prafin cair.
C. Prosedur
Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum pewarnaan gram,
uji KOH dan uji fisiologis mikroba adalah:
1. Uji Larutan KOH
a) Mengambil
satu ose biakan bakteri menguji dan mencampurkan dengan 2 tetes larutan KOH
3% di atas gelas objek
b) Mengaduk
secara merata dengan jarum ose, menari jarum ose keatas gelas objek dan
mengamati pembentukan lendir. Jika terbentuk lendir mengindikasikan bakteri
gram negatif, jika tidak berlendir mengindikasi bakteri gram positif
c) Melakukan
hal yang sama seperti pada prosedur satu dan dua untuk isolat-iosolat bakteri
lainnya
2. Uji Pertumbuhan Aerob dan
Anaerob
a) Mencampurkan
semua bahan media anaerob dan menetapkan pH nya menjadi 7,1. Memasukkan kedalam
tabung reaksi, ketinggian media sekitar 13 cm, sterilisasi pada suhu 121º C
selama 20 menit.
b) Menyiapkan
larutan glukosa 10% dan menyaring dengan filter sterilisasi
c) Menambahkan
0,5 ml larutan glukosa 10% dalam media anaerob sebelum media membeku
d) Setelah
media membeku, meninokulasi bakteri uji (umur 48 jam) dengan menggunakan jarum
ose kedalam media. Satu isolat bakteri diinokulasi pada dua tabung, satu tabung ditutup dengan vaselin atau
farafin cair steril setinggi 5 cm
e) Menginkubasi
selama 3-4 hari, dan mengamati perubahan warna pada media. Perubahan warna dari
biru menjadi kuning pada media yang ditutup dengan vaselin menunjukkan bahwa
isolat tersebut positif mampu hidup secara anaerob.
3. Uji Proteolitik
a) Menginokulasikan
bakteri uji pada nutrien agar yang
mengandung skim milk 2% , inkubasi pada suhu 37ºC selama 48 jam.
b) Aktivitas
proteolitik ditunjukkan oleh terbentuknya zone jernih disekeliling koloni
4.
Uji Degradasi Amilum
a) Menginokulasikan bakteri
uji pada nutrien agar yang mengandung
pati 2% , inkubasi pada suhu 37ºC
selama 48 jam.
b) Aktivitas
degradasi amilum ditunjukkan oleh terbentuknya zone jernih disekeliling koloni.
HASIL DAN PEMBAHASAN
( hasil dan pembahasan di buat sendiri ya sobbbb ckckc)
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Gram memiliki
dinding sel yang tebal dan lemak yang tipis sedangkan gram berlemak tebal dan berdinding sel tipis yang
berada di ruang periplasma. penentuan sifat gram dengan KOH 3% (disebutKOH
string test) memiliki hasil yang sama dengan pewarnaan gram.
Semua bakteri
memiliki enzim proteinase tapi tidak semuanya memiliki enzim proteinase
ekstraseluler, aktivitas enzim ini juga dapat dibuktikan dengan adanya zona
bening di sekeliling koloni. Jenis bakteri yang dapat menghidrolisis protein
adalah bakteri yang memproduksi enzim proteinase ekstraseluler
B. Saran
pada praktikum ini banyak prosedur yang harus dilakukan
secara teliti dan tepat, sehingga disarankan agar setiap perlakuan dilakukan
sesuai rosedur dan aturan- aturan agar hasil pengamatan sesuai dengan yang
diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Edwin. 2011. Materi Kuliah Mikrobiologi. Universitas
Lambung Mangkurat, Banjarbaru.
Fardiaz, S. 1989. Mikrobiologi Pangan. IPB, Bogor.
Hadiotomo, Ratna Siri., 1990. Mikrobiologi Dasar
Dalam Praktek. Pt.Gramedia, Jakarta
Lay, Bibiana W.,1994.Analisis
mikroba di laboratorium. PT. Raja Grafindo, Jakarta.
Michael J. Pelczar, dan E.C.S. Chan.
2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. Ui-Press, Jakarta
Subandi.
2009. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Gunung Djati Press,Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar